Welcome to my sketchbook. Explore the adventure you've never seen before. Happy SKETCH-ing~~!

fransiscapolyani~
RSS

Tuesday, November 24, 2009

Don't Hate Me,Mommy... (real story from North Irland)

gw abis baca note temen gw di facebook.. gila, bgus bngt nh cerita,, really touched my deepest heart... so, gw mw share nh cerita di blog gw ini.hehe


JANGAN BENCI AKU MAMA

Dua puluh tahun yang lalu saya melahirkan seorang anak laki-laki, wajahnya
lumayan tampan namun terlihat agak bodoh. Sam, suamiku, memberinya nama Eric.

Semakin lama semakin nampak jelas bahwa anak ini memang agak terbelakang. Saya
berniat memberikannya kepada orang lain saja untuk dijadikan budak atau
pelayan.Namun Sam mencegah niat buruk itu. Akhirnya terpaksa saya membesarkannya
juga..
Di tahun kedua setelah Eric dilahirkan saya pun melahirkan kembali seorang
anak perempuan yang cantik mungil. Saya menamainya Angelica. Saya sangat
menyayangi Angelica, demikian juga Sam. Seringkali kami mengajaknya pergi ke
taman hiburan dan membelikannya pakaian anak-anak yang indah-indah.

Namun tidak
demikian halnya dengan Eric. Ia hanya memiliki beberapa stel pakaian butut. Sam
berniat membelikannya, namun saya selalu melarangnya dengan dalih penghematan
uang keluarga. Sam selalu menuruti perkataan saya.Saat usia Angelica 2 tahun Sam
meninggal dunia. Eric sudah berumur 4 tahun kala itu. Keluarga kami menjadi
semakin miskin dengan hutang yang semakin menumpuk. Akhirnya saya mengambil
tindakan yang akan membuat saya menyesal seumur hidup.

Saya pergi meninggalkan
kampung kelahiran saya beserta Angelica. Eric yang sedang tertidur lelap saya
tinggalkan begitu saja. Kemudian saya tinggal di sebuah gubuk setelah rumah kami
laku terjual untuk membayar hutang. Setahun, 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun... telah
berlalu sejak kejadian itu.Saya telah menikah kembali dengan Brad, seorang pria
dewasa. Usia Pernikahan kami telah menginjak tahun kelima.. Berkat Brad,
sifat-sifat buruk saya yang semula pemarah, egois, dan tinggi hati, berubah
sedikit demi sedikit menjadi lebih sabar dan penyayang. Angelica telah berumur
12 tahun dan kami menyeko lahkan dia di asrama putri sekolah perawatan.

Tidak
ada lagi yang ingat tentang Eric dan tidak ada lagi yang mengingatnya. Sampai
suatu malam. Malam di mana saya bermimpi tentang seorang anak. Wajahnya agak
tampan namun tampak pucat sekali.Ia melihat ke arah saya. Sambil tersenyum ia
berkata, "Tante, Tante kenal mama saya? Saya lindu cekali pada Mommy!"Setelah
berkata demikian ia mulai beranjak pergi, namun saya menahannya, “Tunggu,
sepertinya saya mengenalmu. Siapa namamu anak manis?

""Nama saya Elic,
Tante...""Eric? Eric... Ya Tuhan! Kau benar-benar Eric?"
Saya langsung tersentak
dan bangun. Rasa bersalah, sesal dan berbagai perasaan aneh lainnya menerpa diri
saya saat itu juga. Tiba-tiba terlintas kembali kisah ironis yang terjadi dulu
seperti sebuah film yang diputar dikepala saya. Baru sekarang saya menyadari
betapa jahatnya perbuatan saya dulu.Rasanya seperti mau mati saja saat itu. Ya,
saya harus mati..., mati..., mati...Ketika tinggal seinchi jarak pisau yang akan
saya goreskan ke pergelangan tangan, tiba-tiba bayangan Eric melintas kembali di
pikiran saya. Ya Eric, Mommy akan menjemputmu Eric...

Sore itu saya memarkir
mobil biru saya di samping sebuah gubuk, dan Brad dengan pandangan heran menatap
saya dari samping. "Mary, apa yang sebenarnya terjadi?"
"Oh, Brad, kau pasti akan
membenciku setelah saya menceritakan hal yang telah saya lakukan dulu."

Tapi aku
menceritakannya juga dengan terisak-isak. Ternyata Tuhan sungguh baik kepada
saya.. Ia telah memberikan suami yang begitu baik dan penuh pengertian. Setelah
tangis saya reda, saya keluar dari mobil diikuti oleh Brad dari belakang.. Mata
saya menatap lekat pada gubuk yang terbentang dua meter dari hadapan saya.

Saya
mulai teringat betapa gubuk itu pernah saya tinggali beberapa bulan lamanya dan
Eric… Eric… Saya meninggalkan Eric di sana 10 tahun yang lalu. Dengan perasaan
sedih saya berlari menghampiri gubuk tersebut dan membuka pintu yang terbuat
dari bambu itu. Gelap sekali...Tidak terlihat sesuatu apa pun! Perlahan mata
saya mulai terbiasa dengan kegelapan dalam ruangan kecil itu.

Namun saya tidak
menemukan siapapun juga di dalamnya. Hanya ada sepotong kain butut tergeletak di
lantai tanah. Saya mengambil seraya mengamatinya dengan seksama... Mata mulai
berkaca-kaca, saya mengenali potongan kain tersebut sebagai bekas baju butut
yang dulu dikenakan Eric sehari-harinya.Beberapa saat kemudian, dengan perasaan
yang sulit dilukiskan, saya pun keluar dari ruangan itu... Air mata saya
mengalir dengan deras. Saat itu saya hanya diam saja. Sesaat kemudian saya dan
Brad mulai menaiki mobil untuk meninggalkan tempat tersebut. Namun, saya melihat
seseorang di belakang mobil kami.

Saya sempat kaget sebab suasana saat itu gelap
sekali. Kemudian terlihatlah wajah orang itu yang demikian kotor. Ternyata ia
seorang wanita tua. Kembali saya tersentak kaget manakala ia tiba-tiba menegur
saya dengan suaranya yang parau."Heii...! Siapa kamu?! Mau apa kau
kemari?!"Dengan memberanikan diri, saya pun bertanya, "Ibu, apa ibu kenal dengan
seorang anak bernama Eric yang dulu tinggal di sini?"Ia menjawab, "Kalau kamu
ibunya, kamu sungguh perempuan terkutuk! Tahukah kamu, 10 tahun yang lalu sejak
kamu meninggalkannya di sini, Eric terus menunggu ibunya dan memanggil,
'Mommy..., mommy!' Karena tidak tega, saya terkadang memberinya makan dan
mengajaknya tinggal bersama saya.

Walaupun saya orang miskin dan hanya bekerja
sebagai pemulung sampah, namun saya tidak akan meninggalkan anak saya seperti
itu! Tiga bulan yang lalu Eric meninggalkan secarik kertas ini. Ia belajar
menulis setiap hari selama bertahun-tahun hanya untuk menulis ini
untukmu..."Saya pun membaca tulisan di kertas itu... "Mommy, mengapa Mommy tidak
pernah kembali lagi...? Mommy marah sama Eric, ya? Mom, biarlah Eric yang pergi
saja, tapi Mommy harus berjanji kalau Mommy tidak akan marah lagi sama Eric.
Bye, Mom..."Saya menjerit histeris membaca surat itu. "Bu, tolong katakan...
katakan di mana ia sekarang? Saya berjanji akan meyayanginya sekarang! Saya
tidak akan meninggalkannya lagi, Bu! Tolong katakan..!!"

Brad memeluk tubuh saya
yang bergetar keras. "Nyonya, semua sudah terlambat. Sehari sebelum nyonya
datang, Eric telah meninggal dunia. Ia meninggal di belakang gubuk ini. Tubuhnya
sangat kurus, ia sangat lemah. Hanya demi menunggumu ia rela bertahan di
belakang gubuk ini tanpa ia berani masuk ke dalamnya. Ia takut apabila Mommy-nya
datang, Mommy-nya akan pergi lagi bila melihatnya ada di dalam sana ... Ia hanya
berharap dapat melihat Mommy-nya dari belakang gubuk ini...

Meskipun hujan
deras, dengan kondisinya yang lemah ia terus bersikeras menunggu Nyonya di sana
. Nyonya, dosa anda tidak terampuni!"Saya kemudian pingsan dan tidak ingat
apa-apa lagi.
(kisah nyata dari Irlandia Utara)


-Setiap anak berharga di mata Tuhan dan tidak ada anak yang dilahirkan tanpa tujuan-
Gbu

0 comments:

Post a Comment